Laporan Direksi
Strategi optimalisasi rute dan efisiensi operasional yang diterapkan AirAsia terbukti berhasil memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan kinerja sepanjang tahun 2024. Strategi ini juga mampu mendorong tingkat ketepatan waktu (on time performance) mencapai 83%, mengalami peningkatan dibanding tahun 2023 yang sebesar 73% yang berimbas pada pertumbuhan pendapatan di tahun 2024.
Para Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan yang Terhormat,
Puji dan syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga PT AirAsia Indonesia Tbk dapat mencatatkan kinerja yang lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Di tengah kondisi yang penuh ketidakpastian, AirAsia berhasil memanfaatkan momentum pemulihan industri penerbangan pasca pandemi sehingga dapat mengoptimalkan peluang dalam meraih pertumbuhan.
Momentum pemulihan ini juga mendorong implementasi strategi Perseroan dalam membuka rute-rute penerbangan baru serta memperkuat kolaborasi dengan pemangku kepentingan di sektor pariwisata di pasar domestik maupun internasional. Upaya ini juga menjadi salah satu langkah strategis Perseroan dalam mempertahankan posisinya di tengah persaingan industri penerbangan yang semakin ketat.
Pada kesempatan ini, izinkan kami untuk menyampaikan laporan perkembangan kinerja PT AirAsia Indonesia Tbk tahun buku 2024. Laporan ini memuat mengenai implementasi strategi bisnis dan pencapaian kinerja selama tahun berjalan, tantangan yang dihadapi, pelaksanaan governansi korporat, serta prospek usaha Perseroan. Laporan Tahunan dan Laporan Keberlanjutan ini disusun sebagai salah satu bentuk transparansi di setiap aktivitas usaha yang dijalankan, serta pertanggungjawaban Perseroan kepada pemegang saham dan seluruh pemangku kepentingan.
Tinjauan Perekonomian dan Industri 2024
Kondisi Perekonomian Global
Sepanjang tahun 2024, kondisi perekonomian global masih dipenuhi dengan ketidakpastian. Berlanjutnya ketegangan geopolitik di Eropa dan Timur Tengah serta perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok menjadi tantangan utama yang berimbas pada disrupsi rantai pasok dunia, volatilitas harga, serta tingkat inflasi yang cukup tinggi sehingga menyebabkan penurunan perdagangan barang antar negara.
International Monetary Fund (IMF) dalam laporan World Economic Outlook Update yang dirilis pada Januari 2025 diperkirakan pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,2% pada tahun 2024. Pertumbuhan ini sedikit lebih rendah dibanding capaian tahun 2023 yang sebesar 3,3%. Berdasarkan capaian tersebut, pertumbuhan ekonomi tahun 2024 di negara-negara maju masih stagnan di angka 1,7% atau tidak berubah dari tahun 2023. Sementara, negara-negara berkembang diperkirakan hanya mampu tumbuh 4,2% di tahun 2024, atau sedikit lebih lambat dari tahun 2023 yang sebesar 4,4%. Secara umum, penurunan ini lebih disebabkan karena adanya tekanan pada perekonomian di sejumlah negara kawasan Asia dan Eropa.
Meski dihadapkan oleh kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian, industri penerbangan mampu menunjukkan tren pertumbuhan yang positif walaupun belum sepenuhnya pulih. Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) dalam laporannya mencatat bahwa permintaan perjalanan udara terus meningkat secara global, dengan proyeksi kapasitas penumpang tumbuh sebesar 7,5% sepanjang tahun 2024. Namun, industri ini tetap menghadapi tantangan seperti keterlambatan pasokan pesawat baru akibat gangguan rantai pasok dari produsen utama, serta kenaikan biaya operasional yang mempengaruhi margin keuntungan maskapai.
Total jumlah penumpang yang membayar dikalikan dengan total jarak terbang untuk semua rute (RPK) mengalami peningkatan sebesar 10,4%, sementara total jumlah kursi dikalikan dengan total jarak penerbangan untuk semua rute (ASK) naik sebesar 8,7% secara tahunan. Kenaikan ini mencerminkan meningkatnya permintaan perjalanan udara serta pemulihan industri penerbangan yang semakin solid.
Meskipun berbagai tantangan masih membayangi industri, optimisme terhadap pertumbuhan sektor penerbangan tetap kuat. Permintaan perjalanan terus meningkat, didukung oleh tren penurunan harga bahan bakar jet dan pertumbuhan pariwisata di berbagai negara. Wilayah Asia-Pasifik mencatat pertumbuhan lalu lintas penumpang yang cukup tinggi, seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat. Dengan perkembangan ini, industri aviasi global diperkirakan akan terus berkembang secara berkelanjutan, meskipun tetap harus beradaptasi dengan dinamika eksternal yang terus berubah.
Perkembangan Industri Penerbangan Global Tahun 2024
Uraian | Pangsa | Year on Year (%) | ||
---|---|---|---|---|
RPK Growth | ASK Growth | PLF Growth | ||
Afrika | 2,2% | 13,2% | 9,9% | 2,2% |
Asia Pasifik | 33,5% | 16,9% | 12,3% | 3,2% |
Eropa | 26,7% | 8,7% | 8,1% | 0,5% |
Amerika Latin | 5,3% | 7,8% | 7,1% | 0,6% |
Timur Tengah | 9,4% | 9,5% | 8,4% | 0,8% |
Amerika Utara | 22,9% | 4,6% | 4,6% | 0,0% |
Jumlah | 100,0% | 10,4% | 8,7% | 1,3% |
Sumber: IATA, 2024
Kondisi Perekonomian Indonesia
Perekonomian Indonesia tahun 2024 menunjukkan ketahanan yang kuat di tengah dinamika global. Hal tersebut sejalan dengan tetap terjaganya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di tengah tantangan akibat kondisi global. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi nasional tumbuh sebesar 5,03%, sedikit lebih rendah dibandingkan 5,05% pada tahun sebelumnya. Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku tercatat mencapai Rp22.139,0 triliun, dengan PDB per kapita sebesar Rp78,6 juta atau USD4.960,3. Konsumsi rumah tangga menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi yang berkontribusi sebesar 54,04% terhadap PDB.
Dari sisi sektor usaha, industri yang mencatatkan pertumbuhan tertinggi adalah jasa lainnya (9,80%), diikuti oleh transportasi dan pergudangan (8,69%) serta akomodasi dan makanan minuman (8,56%). Pertumbuhan di sektor transportasi mencerminkan peningkatan mobilitas masyarakat, sementara sektor perhotelan dan makanan minuman terus berkembang seiring dengan pemulihan industri pariwisata.
Kinerja industri penerbangan semakin menunjukkan pemulihan. Jumlah penumpang domestik tercatat mencapai 63,7 juta orang, meningkat 1,76% dibandingkan tahun 2023, sedangkan jumlah penumpang internasional mencapai 19,0 juta orang, tumbuh 21,46% dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini sejalan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat serta berbagai kebijakan yang mendukung industri penerbangan, termasuk insentif untuk maskapai dan optimalisasi infrastruktur bandara.
Data dari BPS menunjukkan bahwa jumlah perjalanan wisatawan nusantara mencapai 1,02 miliar perjalanan, meningkat 21,61% dibandingkan tahun 2023. Sementara itu, kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia mencapai 13,90 juta kunjungan, naik 19,05% dibandingkan tahun sebelumnya.
Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisman 2020-2024 (Ribu Kunjungan)

Dari total kunjungan wisman tersebut, 76,94% masuk melalui jalur udara, dengan Bandara Ngurah Rai dan Soekarno-Hatta menjadi dua pintu masuk utama yang menyumbang 90,74% dari total kunjungan wisman. Keberangkatan penumpang domestik juga mengalami pertumbuhan, mencerminkan tingginya permintaan terhadap moda transportasi udara.
Sejalan dengan kondisi tersebut, Perseroan terus menyesuaikan strategi bisnisnya agar tetap kompetitif di tengah meningkatnya permintaan perjalanan udara. Perseroan mencatatkan tingkat On Time Performance (OTP) sebesar 83%, meningkat dari 73% pada tahun sebelumnya. Selain itu, pendapatan juga mengalami pertumbuhan sebesar 15% dibandingkan tahun 2023.
Dengan fundamental ekonomi yang tetap kuat serta pertumbuhan sektor pariwisata dan transportasi yang berkelanjutan, industri penerbangan nasional diproyeksikan terus berkembang di tahun-tahun mendatang. AirAsia berkomitmen untuk terus beradaptasi dengan dinamika industri dan mengoptimalkan peluang pertumbuhan yang tersedia.
Strategi dan Implementasi Kebijakan Strategis Tahun 2024
AirAsia terus memperkuat posisinya di industri penerbangan dengan menerapkan berbagai kebijakan strategis yang selaras dengan dinamika pasar dan kebutuhan pelanggan. Dalam menghadapi kondisi perekonomian dan dinamika industri penerbangan, AirAsia telah menerapkan berbagai strategi utama, meliputi aspek penetapan harga, pengelolaan rute, pemasaran, distribusi, serta pengembangan layanan tambahan (ancillary).
Strategi penetapan harga disusun dengan mempertimbangkan daya beli konsumen serta regulasi terkait Tarif Batas Atas (TBA) dan Tarif Batas Bawah (TBB), sehingga dapat menjaga keseimbangan antara daya saing dan profitabilitas. Selain itu, strategi optimalisasi rute terus dilakukan untuk meningkatkan efisiensi operasional dan memastikan bahwa jalur penerbangan yang dipilih memiliki potensi permintaan yang tinggi.
Sepanjang tahun 2024, Perseroan juga telah membuka jalur penerbangan baru, baik domestik maupun internasional, yang utamanya memiliki konsep leisure. Adapun jalur penerbangan baru yang dibuka oleh AirAsia untuk rute domestik adalah Denpasar (DPS) - Bandar Lampung (TKG). Sementara, jalur penerbangan baru rute internasional, meliputi Jakarta (CGK) - Kota Kinabalu (BKI), Jakarta (CGK) - Bandar Seri Begawan (BWN), Jakarta (CGK) - Hongkong (HKG), Denpasar (DPS) - Phuket (HKT), Denpasar (DPS) - Kota Kinabalu (BKI), Denpasar (DPS) - Cairns (CNS), dan Denpasar (DPS) – Hong Kong (HKG).
Perseroan juga terus memperkuat kemitraan dengan pemangku kepentingan di sektor pariwisata, seperti Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. AirAsia juga menjalin kemitraan dengan Badan Pariwisata mancanegara, seperti Singapore Tourism Board, Malaysia Tourism Promotion Board, Tourism Authority of Thailand, Brunei Tourism Board, Hong Kong Tourism Board, Western Australia Tourism, Tourism Tropical North Queensland, Tourism and Events Queensland, dan Australian Tourism Board. Dengan demikian, Perseroan dapat memastikan kerja sama yang baik dalam rangka mendukung keberlanjutan pertumbuhan usaha di tengah industri yang terus berkembang.
Peranan Direksi dalam Perumusan Strategi
Direksi terlibat secara aktif dalam memimpin perumusan strategi dan kebijakan strategis Perseroan. Hal ini dilakukan pada seluruh proses perumusan, mulai dari pengarahan strategis, analisis dan pengambilan keputusan, hingga penyusunan kebijakan, implementasi, pengawasan, evaluasi, dan pengelolaan risiko. Selanjutnya, perumusan strategi dan kebijakan strategis tersebut dituangkan ke dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) sebagai arahan dan fokus Perseroan dalam menjalankan kegiatan usahanya sepanjang tahun buku.
Dalam merumuskan strategi dan kebijakan strategis, Direksi senantiasa memperhatikan visi, misi, dan target jangka pendek maupun jangka panjang Perseroan. Direksi juga mempertimbangkan risiko yang mungkin timbul, kinerja Perseroan, isu yang dapat berdampak pada kelangsungan bisnis, rekomendasi Dewan Komisaris, arahan pemegang saham, dan hal-hal lain yang berkaitan.
Direksi juga memastikan terlaksananya strategi tersebut dengan melakukan evaluasi untuk memastikan efektivitas penerapan strategi yang telah ditetapkan yang dilakukan melalui Rapat Direksi dengan Kepala Divisi terkait maupun mekanisme pelaporan internal secara berkala. Dengan demikian, Direksi dapat memastikan bahwa strategi yang diambil oleh Perseroan telah tepat, efisien, dan efektif dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, serta mampu menghadapi dinamika pasar dan tantangan ekonomi.
Analisa Kinerja Perseroan Tahun 2024
Di tengah kondisi yang penuh tantangan dan ketidakpastian pada tahun 2024, Perseroan berhasil membukukan kinerja yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Meski belum memenuhi seluruh target yang diharapkan, akan tetapi capaian kinerja operasional dan keuangan Perseroan secara umum berhasil mencatatkan kinerja yang cukup baik dibandingkan tahun 2023.
Dari sisi operasional, AirAsia mencatatkan jumlah penumpang pesawat sebesar 6,61 juta orang, mengalami peningkatan 6,91% dibanding tahun 2023 yang sebanyak 6,18 juta orang. Kapasitas kursi Perseroan juga mengalami peningkatan sebesar 4,33%, yakni dari 7.273.620 kursi di tahun 2023 menjadi 7.588.260 kursi di tahun 2024.
Di tahun 2024, ASK AirAsia tercatat sebesar 11.142 mil, meningkat 7,78% dari tahun sebelumnya yang sebesar 10.338 mil. RPK Perseroan juga mengalami peningkatan sebesar 9,71%, dari 8.783 mil di tahun 2023 menjadi 9.636 pada tahun 2024.
Adapun tingkat keterisian Perseroan tercatat sebesar 87% di tahun 2024, meningkat 2,47% dari tahun sebelumnya yang sebesar 85%. Perseroan juga berhasil mencapai tingkat On Time Performance (OTP) rata-rata 83% di tahun 2024 yang mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 73%. Atas kinerja ini, hasil riset Cirium mencatatkan bahwa AirAsia memiliki tingkat ketepatan waktu keberangkatan sebesar 78,97% dan menjadikan AirAsia berada di peringkat kedelapan sebagai maskapai penerbangan berbiaya rendah paling tepat waktu di dunia.
Dari sisi keuangan, Perseroan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp7,94 triliun pada tahun 2024, meningkat 19,90% dari tahun 2023 yang sebesar Rp6,63 triliun. Perseroan juga berhasil memperkecil rugi usaha sebesar 1,91%, dari Rp805,76 miliar di tahun 2023 menjadi Rp790,39 miliar pada tahun 2024. Menutup tahun 2024, Perseroan mencatatkan kerugian sebesar Rp1,53 triliun. Salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap kerugian tersebut adalah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibandingkan tahun 2023. Namun, jika dilihat tanpa rugi selisih kurs, hasil operasional Perseroan mampu mencatatkan perbaikan keuntungan (profitability) sebesar 23% dibandingkan tahun 2023. Adapun nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada tahun 2024 melemah sebesar 5%, dari Rp15.219 menjadi Rp15.906 per dolar AS. Hal ini memberikan dampak negatif rugi selisih kurs sebesar Rp580 miliar atau sekitar 38% dari total kerugian.
Pengakuan atas komitmen Perseroan dalam memberikan layanan berkualitas kembali diperoleh di tingkat global. Tahun ini, AirAsia kembali meraih penghargaan World’s Best Low-Cost Airline 2024 dari Skytrax, mempertahankan reputasinya sebagai maskapai berbiaya hemat terbaik di dunia. Prestasi ini mencerminkan konsistensi dalam menghadirkan pengalaman perjalanan yang nyaman, terjangkau, dan sesuai dengan ekspektasi pelanggan.
Tantangan yang Dihadapi dan Upaya Penyelesaiannya
Tahun 2024 masih menjadi tahun yang cukup menantang bagi kinerja bisnis Perseroan. Kami memandang bahwa faktor eksternal, khususnya biaya bahan bakar yang cukup tinggi, masih menjadi salah satu tantangan terbesar dalam dunia penerbangan. Fluktuasi harga minyak yang terjadi sepanjang tahun 2024 memberikan dampak pada peningkatan biaya operasional Perseroan mengingat kontribusi biaya bahan bakar pesawat terhadap harga pokok produksi menjadi biaya tertinggi. Selain itu, perubahan nilai kurs mata uang juga menjadi salah satu faktor yang memengaruhi keputusan operasional Perseroan.
Kami memandang bahwa volatilitas harga minyak dan kurs mata uang merupakan dinamika bisnis sekaligus operasional yang umum terjadi di industri penerbangan. Kondisi tersebut juga menjadi salah satu pertimbangan bagi Direksi dalam menyusun strategi dan rencana bisnis Perseroan setiap tahun. Untuk itu, Perseroan senantiasa berupaya untuk menyeimbangkan volatilitas harga minyak dengan melakukan efisiensi operasional Perseroan, meskipun hal tersebut juga sangat tergantung dari seberapa dalam volatilitas harga yang terjadi. Meski demikian, Perseroan juga telah memiliki langkah-langkah mitigasi yang diharapkan bisa menyeimbangkan dampak dari volatilitas tersebut, sebagaimana yang sudah berhasil dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya.
Pemilihan umum yang diselenggarakan di sejumlah negara di dunia pada tahun 2024, termasuk Indonesia, turut memberikan dampak bagi kegiatan usaha Perseroan. Adanya perubahan dalam kepemimpinan di pemerintahan turut berpengaruh terhadap adanya perubahan kebijakan, termasuk bagi industri penerbangan. Hal ini tercermin dari keputusan investor dan masyarakat untuk mengambil langkah wait-and-see sehingga turut menekan laju bisnis di segala industri, termasuk penerbangan.
Menyikapi kondisi tersebut, sebagai warga korporasi yang baik, AirAsia senantiasa memberikan dukungan penuh atas kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Perseroan meyakini bahwa arah kebijakan pemerintah bertujuan untuk memberikan stimulasi terhadap minat konsumen dalam bepergian sehingga menciptakan peluang baru dan mendatangkan permintaan bagi Perseroan.
Dari sisi internal, Perseroan juga dihadapi oleh tantangan, yakni reaktivasi pesawat dalam rangka memenuhi peningkatan permintaan pasar. Kami memandang bahwa langkah ini merupakan strategi yang cukup penting untuk mengoptimalisasi pesawat yang dimiliki sehingga dapat mendukung kinerja operasional Perseroan.
Untuk memperluas jangkauan operasional dan mendukung peningkatan performa, Perseroan menerapkan strategi dalam pengelolaan rute dengan membuka rute-rute baru yang memiliki profitabilitas tinggi dan mengurangi frekuensi hingga menutup rute yang memiliki profitabilitas rendah atau pun mengalami kerugian. Langkah ini diambil guna mengoptimalkan sumber daya Perseroan sehingga AirAsia dapat memberikan pelayanan terbaik sejalan dengan peningkatan kinerja usaha Perseroan.
Untuk memastikan seluruh tantangan dapat diatasi dengan baik, Direksi secara konsisten melakukan evaluasi strategi yang telah ditetapkan. Evaluasi tersebut bertujuan agar strategi yang dijalankan Perseroan tetap relevan dengan kondisi terkini pada tahun berjalan serta mampu mendukung peningkatan kinerja Perseroan. Untuk itu, Direksi berkomitmen untuk terus berfokus pada kinerja Perseroan yang optimal dengan mempertahankan strategi yang tepat, serta tetap dilakukan penyempurnaan maupun inovasi.
Prospek Usaha
Memasuki tahun 2025, AirAsia senantiasa optimistis dan memandang secara positif peluang bisnis yang ada, khususnya di Indonesia. IATA mencatat bahwa jumlah penumpang global akan melampaui lima miliar pada 2025, dengan total penerbangan mencapai 40 juta. Meski demikian, Perseroan memahami bahwa meningkatnya jumlah penumpang penerbangan pasca pandemi tidak diiringi oleh jumlah pesawat yang beroperasi, di mana di Indonesia saat ini secara substansial jumlah tersebut lebih rendah daripada periode sebelumnya. Kondisi ini merupakan peluang sekaligus tanggung jawab bagi Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang penerbangan melalui entitas anak untuk bisa berkontribusi dan menghadirkan solusi dalam mengatasi hal tersebut.
AirAsia senantiasa berupaya untuk merealisasikan pesawat yang dimiliki untuk dapat segera beroperasi dan memenuhi ekspektasi dalam memberikan jaminan kualitas, baik dari segi pelayanan maupun kepatuhan terhadap standar yang berlaku. Mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan dengan populasi yang besar, Perseroan melihat bahwa potensi pasar yang ada akan sangat besar.
Dengan mempertimbangkan ketersediaan pesawat yang saat ini lebih rendah dibanding sebelum pandemi, Perseroan meyakini bahwa peluang untuk tumbuh dan berkembang semakin terbuka lebar. Untuk itu, Perseroan telah menyiapkan strategi dan target untuk memberikan layanan terbaik bagi pelanggan. Sejalan dengan predikat AirAsia sebagai maskapai yang memiliki pangsa pasar internasional terbesar di Indonesia, AirAsia menargetkan peluncuran rute-rute baru untuk memperluas jangkauan pasar ke negara-negara baru di luar pasar inti ASEAN, dengan fokus di India dan Australia.
Ke depan, AirAsia juga akan memusatkan operasional armada di Bali untuk penguatan pasar di Hong Kong, India, dan Australia. Dalam upaya memperluas konektivitas global, AirAsia juga akan mengembangkan layanan Fly-Thru bagi penumpang internasional. Di sisi lain, dalam menjaga performa jaringan rute domestik, AirAsia akan melakukan pengembangan rute yang memiliki potensi profitabilitas tinggi.
Penerapan Governansi Korporat
AirAsia senantiasa berkomitmen untuk terus memperkuat implementasi governansi korporat di seluruh aspek operasional. Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa seluruh kebijakan dan operasional Perseroan telah mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk di bidang pasar modal dengan memperhatikan prinsip governansi korporat.
Perseroan juga menjadikan governansi korporat sebagai fondasi dasar guna menjadikan AirAsia sebagai perusahaan dengan sistem governansi yang baik sehingga dapat mendukung pencapaian kinerja yang optimal serta menjadi perusahaan yang terpercaya. Dalam memastikan tercapainya tujuan tersebut, Perseroan telah melaksanakan berbagai kebijakan untuk mendukung pelaksanaan dan penerapan governansi korporat.
Di tahun 2024, Perseroan telah menerapkan kebijakan anti penyuapan dan anti korupsi secara menyeluruh guna memastikan karyawan, Direksi, dan Dewan Komisaris menjunjung tinggi standar integritas dan etika bisnis yang baik. Perseroan juga telah menerapkan kebijakan dan sistem pelaporan pelanggaran atau whistleblowing system (WBS) sebagai sarana penyampaian laporan adanya dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan, Direksi, maupun Dewan Komisaris Perseroan.
Direksi menilai bahwa implementasi WBS di Perseroan telah berjalan secara efektif. Pada pelaksanaannya, Perseroan telah menunjuk Unit Audit Internal dan Tim Regional Fraud and Investigation sebagai pihak yang bertanggung jawab untuk menerima dan menangani laporan pelanggaran Kode Etik. Sepanjang tahun 2024, Perseroan tidak menerima laporan pelanggaran di lingkungan Perseroan melalui media pelaporan WBS.
Perseroan juga telah menjalankan penerapan sistem pengendalian internal dan manajemen risiko secara terintegrasi. Penerapan tersebut bertujuan untuk mendukung pencapaian sasaran, visi, misi, tujuan, maupun target kinerja Perseroan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya.
Di samping itu, sebagai bagian dari upaya menjaga standar keselamatan penerbangan, AirAsia secara konsisten melakukan Operational Safety Audit (IOSA) yang dilakukan oleh International Air Transport Association (IATA). Audit keselamatan operasional tersebut mencakup bidang operasional dan fungsional maskapai, termasuk namun tidak terbatas pada organisasi dan sistem manajemen, operasional penerbangan, pengendalian operasional dan flight dispatch, teknis dan perawatan pesawat, operasional kabin, operasional ground handling, operasional kargo, pengelolaan keselamatan dan keamanan.
Ke depan, Perseroan akan terus berupaya memperkuat penerapan governansi korporat dengan menyesuaikan kebijakan terhadap dinamika industri yang terjadi. Dengan demikian, Perseroan dapat memastikan seluruh kegiatan usaha yang dijalankan senantiasa dilakukan secara bertanggung jawab dan mematuhi terhadap peraturan yang berlaku sehingga Perseroan dapat memberikan layanan terbaik bagi para pemangku kepentingan.
Komitmen Perseroan dalam Mencapai Kinerja Keberlanjutan
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan, Perseroan senantiasa mengintegrasikan prinsip keberlanjutan ke seluruh aktivitas operasionalnya. Perseroan memahami bahwa penerapan strategi keberlanjutan bukan hanya sekadar kepatuhan terhadap regulasi, tetapi juga merupakan langkah proaktif dalam menciptakan nilai jangka panjang bagi pemangku kepentingan serta memberikan dampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat.
Untuk memastikan tercapainya tujuan tersebut, Perseroan telah meluncurkan Sustainability Redbook pada tahun 2023. Sustainability Redbook berfungsi sebagai panduan untuk mencapai visi menjadi perusahaan yang menerapkan bisnis keberlanjutan dan memperkuat keunggulan kompetitif pada tahun 2025. Secara garis besar, Sustainability Redbook memuat mengenai pilar-pilar yang digunakan untuk Perseroan dalam mencapai tujuan tersebut, yakni pilar ekonomi, lingkungan, dan sosial. Seluruh pilar tersebut juga sejalan dengan upaya Perseroan dalam mendukung tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya pada 8 (delapan) tujuan utama yakni:
- Tujuan 5: Kesetaraan Gender;
- Tujuan 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi;
- Tujuan 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur;
- Tujuan 11: Kota dan Komunitas Berkelanjutan;
- Tujuan 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab;
- Tujuan 13: Penanganan Perubahan Iklim;
- Tujuan 16: Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh; dan
- Tujuan 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Komitmen Perseroan dalam mewujudkan SDGs dilakukan dengan melaksanakan sejumlah kegiatan tanggung jawab perusahaan (CSR) serta memperkuat penerapan nilai-nilai keberlanjutan bagi Allstars. Perseroan secara konsisten melakukan internalisasi nilai-nilai keberlanjutan melalui penyelenggaraan pelatihan, sosialisasi, serta penerapan sistem kepada karyawan dengan sejumlah tema, antara lain:
- Mendukung akselerasi ekonomi Perseroan dengan diterapkannya prinsip-prinsip corporate governance, sustainable supply chain, dan human rights;
- Menciptakan transformasi digital melalui akselerasi guest experience, technology & innovation, serta information security & data privacy;
- Mendukung kelestarian lingkungan dengan penerapan nilai-nilai climate strategy dan waste management;
- Melindungi keselamatan karyawan dan konsumen melalui implementasi operational safety, occupational health and safety, serta food safety;
- Mendukung kesejahteraan karyawan dengan penerapan nilai-nilai diversity & inclusion serta talent attraction & retention; dan
- Menciptakan kolaborasi regional dengan mendukung kegiatan ASEAN Community.
Kebijakan untuk Merespon Tantangan dalam Pemenuhan Strategi Keberlanjutan
Perseroan menyadari bahwa dalam mewujudkan masa depan berkelanjutan terdapat sejumlah tantangan yang membayanginya. Untuk itu, penerapan manajemen risiko yang efektif diyakini mampu meminimalisir tantangan yang dihadapi Perseroan, khususnya terkait keberlanjutan. Berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan, Perseroan menghadapi sejumlah tantangan yang berasal dari 3 (tiga) aspek, yaitu aspek operasional, regulasi, dan komersial.
Dari aspek operasional, Perseroan dihadapi oleh tantangan berupa pengurangan jejak karbon melalui bahan bakar dan peningkatan efisiensi operasional. Dalam mengurangi jejak karbon, Perseroan membutuhkan inovasi dan investasi besar, sementara dalam hal optimasi rute dan perawatan pesawat yang ramah lingkungan juga memerlukan biaya yang besar.
Dari aspek regulasi, tantangan terkait keberlanjutan yang dihadapi adalah belum adanya regulasi penerapan pengurangan emisi karbon di Indonesia. Hal tersebut menyebabkan belum adanya pedoman bagi Perseroan untuk menerapkan aturan operasional dalam mengurangi emisi karbon secara formal, meski secara praktiknya AirAsia telah berupaya untuk memenuhi hal tersebut.
Kemudian dari aspek komersial, tantangan utama yang dihadapi adalah realisasi program carbon offsetting yang akan berdampak pada meningkatnya harga tiket pesawat yang dikhawatirkan dapat memengaruhi permintaan di masyarakat. Meski kesadaran masyarakat akan keberlanjutan sudah meningkat dari tahun-tahun sebelumnya, akan tetapi sensitivitas masyarakat Indonesia terhadap harga tiket pesawat yang tinggi perlu diantisipasi sehingga diperlukan adanya strategi khusus dalam menyeimbangkan kinerja keberlanjutan dan aspirasi konsumen.
Dalam menghadapi tantangan tersebut, Perseroan telah menyusun kebijakan dan mengambil langkah strategis agar dapat memaksimalkan kinerja keberlanjutan. Salah satunya adalah dengan menandatangani nota kesepahaman dengan Airbus dalam eksplorasi produksi bahan bakar penerbangan keberlanjutan atau sustainable aviation fuel (SAF) pada tahun 2024. Hal tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi peluang proyek-proyek yang dapat memperluas pasokan SAF di kawasan ASEAN.
AirAsia juga memperluas strategi pemangku kepentingan yang tidak hanya berfokus pada pembuat kebijakan dan pengambil keputusan internal, melainkan juga mencakup keterlibatan yang lebih luas dengan investor dan masyarakat. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran para wisatawan untuk ikut berpartisipasi mengatasi dampak lingkungan dari perjalanan udara.
Selain itu, Perseroan juga berkolaborasi dengan berbagai instansi di bidang pariwisata Indonesia maupun negara-negara mitra untuk mempromosikan destinasi lokal maupun internasional. Hal ini dilakukan dengan meluncurkan berbagai livery, kolaborasi marketing, sales mission, dan inisiatif lainnya yang diharapkan mampu mendukung pariwisata yang berkelanjutan dan mendorong perputaran ekonomi lokal.
Pencapaian Kinerja Strategi Keberlanjutan
Perseroan berkomitmen untuk terus menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan operasional secara komprehensif di seluruh aspek operasional. Hal tersebut ditujukan agar kegiatan usaha Perseroan tidak hanya memberikan dampak positif bagi pertumbuhan AirAsia, tetapi juga terhadap aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial sekaligus mendukung tercapainya SDGs di Indonesia. Adapun kinerja keberlanjutan Perseroan berdasarkan pilar-pilar ekonomi, lingkungan, dan sosial diuraikan sebagai berikut:
-
Kinerja Ekonomi
AirAsia sebagai maskapai penerbangan berbiaya hemat terbaik versi Skytrax berkomitmen untuk terus mendorong pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Untuk itu, Perseroan terus memperluas jangkauan penerbangan dengan membuka rute baru, baik domestik maupun internasional. Hal tersebut bertujuan untuk menarik wisatawan sehingga dapat berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi lokal melalui sektor pariwisata.
Perseroan juga secara konsisten melakukan perbaikan kualitas layanan, menyediakan berbagai fasilitas pendukung, serta memberikan kompensasi dalam hal terjadi keterlambatan jadwal penerbangan. Perseroan juga telah melakukan survei kepuasan pelanggan, di mana hasil survei tersebut berhasil memperoleh skor kepuasan pelanggan sebesar 88% dengan kategori “Baik”. -
Kinerja Lingkungan
Di tahun 2024, Perseroan telah menyelenggarakan kegiatan CSR berupa penanaman 5.000 bibit mangrove yang bekerja sama dengan Yayasan ITB74 dan Kelompok Tani Hutan (KTH) Cipta Pesona di Cilamaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung upaya konservasi alam serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keberlanjutan ekosistem pesisir. Kegiatan ini juga merupakan upaya Perseroan dalam mengurangi emisi karbon dan mendukung SDGs, khususnya Tujuan ke-13 (Penanganan Perubahan Iklim) dan Tujuan ke-17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan).
Selain itu, Perseroan juga menyediakan layanan inflight catering yang ramah lingkungan. Hal ini dilakukan dengan menerapkan packaging bersifat biodegradable yang dilakukan oleh Santan, penyedia inflight catering AirAsia, untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Pemesanan inflight catering Santan juga dapat dilakukan sebelum penerbangan melalui aplikasi AirAsia MOVE dengan tujuan untuk mengurangi sisa makanan yang terbuang. Hal ini juga searas dengan SDGs Tujuan ke-12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab). -
Kinerja Sosial
AirAsia berkomitmen untuk dapat memberikan kontribusi positif yang dapat dirasakan oleh masyarakat dan juga seluruh karyawan. Selain menghadirkan layanan penerbangan terbaik bagi konsumen, Perseroan juga berupaya untuk menciptakan lingkungan bekerja yang layak dan aman bagi AirAsia dengan menerapkan diversity, equality, dan inclusivity (DEI) pada aspek ketenagakerjaan.
Dalam hal pengembangan kesempatan bekerja yang setara, sepanjang tahun 2024, AirAsia telah melakukan rekrutmen karyawan baru sebanyak 66 orang yang terdiri dari 44 karyawan laki-laki dan 22 karyawan perempuan. Selain itu, AirAsia juga mencatatkan jumlah pilot perempuan sebanyak 12% dan pilot laki-laki sebesar 88%. Jumlah pilot perempuan yang signifikan tersebut menjadikan AirAsia sebagai maskapai dengan persentase pilot perempuan terbanyak ke-9 di dunia. Pencapaian ini juga merupakan upaya Perseroan dalam mewujudkan SDGs Tujuan ke-5 (Kesetaraan Gender) dan Tujuan ke-8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi).
Direksi menilai bahwa momentum pemulihan industri penerbangan ke depan menciptakan prospek yang baik dalam merealisasikan kinerja keberlanjutan. Hal tersebut didukung dengan kinerja operasional yang lebih baik dibanding tahun sebelumnya, di mana jumlah penumpang AirAsia mengalami peningkatan sebesar 6,91% dibanding tahun 2023.
Dari kinerja keuangan, jumlah pendapatan Perseroan di tahun 2024 tercatat mengalami peningkatan sebesar 19,90% dibanding tahun sebelumnya. Adapun faktor internal yang mendukung peningkatan pendapatan tersebut di antaranya adalah pengoperasian 24 unit pesawat A320 dan pembukaan 7 rute baru sepanjang tahun 2024. Dari sisi eksternal, pemulihan industri aviasi global telah mendorong peningkatan permintaan kursi penerbangan sebesar 10,4% sepanjang tahun 2024 dibandingkan pada tahun 2023. Direksi Perseroan optimis pertumbuhan ini akan berlangsung secara berkesinambungan di tahun 2025.
Dari aspek lingkungan, Perseroan juga mencatatkan pengurangan penggunaan air sebesar 5,71% dibandingkan tahun 2023, reduksi penggunaan listrik sebesar 0,95%, dan pengurangan emisi sebesar 8,60% di Gedung AirAsia Redhouse.
Direksi berkomitmen kinerja positif di bidang keberlanjutan yang sudah dilakukan selama ini akan terus ditingkatkan pada tahun-tahun mendatang. Dengan demikian, seluruh aktivitas bisnis yang dijalankan oleh AirAsia dapat terus berkontribusi bagi masa depan berkelanjutan yang dapat dirasakan oleh lingkungan maupun masyarakat hingga generasi mendatang.
Perubahan Komposisi Direksi
Sepanjang tahun 2024, susunan dan komposisi anggota Direksi Perseroan mengalami perubahan. Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa pada 20 Agustus 2024, pemegang saham menyetujui pengunduran diri Bapak Jurry Soeryo Wiharko dan mengangkat Ibu Luh Gede Mega Putri Tjatera sebagai Direktur. Adapun susunan dan komposisi Direksi Perseroan pada tahun 2024 dapat dilihat sebagai berikut:
Periode 1 Januari - 20 Agustus 2024
Nama | Jabatan | Dasar Pengangkatan | Masa Jabatan |
---|---|---|---|
Veranita Yosephine Sinaga | Direktur Utama | RUPST 6 Juli 2022 | 6 Juli 2022 – 5 Juli 2027 |
Jurry Soeryo Wiharko | Direktur | RUPSLB 16 November 2023 | 16 November 2023 – 15 November 2028 |
Periode 20 Agustus 2024 - 31 December 2024
Nama | Jabatan | Dasar Pengangkatan | Masa Jabatan |
---|---|---|---|
Veranita Yosephine Sinaga | Direktur Utama | RUPST 6 Juli 2022 | 6 Juli 2022 – 5 Juli 2027 |
Luh Gede Mega Putri Tjatera | Direktur | RUPSLB 20 Agustus 2024 | 20 Agustus 2024 – 19 Agustus 2029 |
Apresiasi dan Penutup
Kami memandang bahwa keberhasilan AirAsia dalam mempertahankan kinerja yang baik pada tahun 2024 tidak terlepas dari dukungan dan kontribusi berbagai pihak. Untuk itu, izinkan kami menyampaikan terima kasih kepada pemegang saham dan Dewan Komisaris atas kerja sama, nasihat, dan rekomendasi yang diberikan. Kami juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh manajemen dan Allstars yang telah bekerja dengan penuh dedikasi dan komitmen kuat sehingga Perseroan dapat mempertahankan kinerja yang cukup baik di tengah tantangan.
Direksi juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh penumpang, mitra bisnis, regulator, dan pemangku kepentingan lain atas kepercayaan dan kerja sama yang telah diberikan kepada AirAsia. Kami optimis bahwa perbaikan kondisi yang terus terjadi, didukung dengan sinergi yang kuat antara pemegang saham, Allstars, dan para pemangku kepentingan, hal tersebut dapat mendukung AirAsia untuk terus tumbuh dan berkembang di masa mendatang.
Tangerang, 28 April 2025
Atas Nama Direksi
Veranita Yosephine Sinaga
Direktur Utama